Selasa, 20 November 2012

TARIAN KHAS JAWA

TARI TOPENG
Secara historis, pertunjukkan tari topeng diawali di Cirebon tepatnya pada abad ke-19 yang dikenal dengan Topeng Bahakan. Menurut T. Tjetje Somantri (1951) daerah Jawa Barat antara lain Sumedang, Bandung, Garut dan Tasikmalaya pada tahun 1930 didatangi oleh rombongans topeng berupa wayang wong dengan dalangnya bernama Koncer dan Wentar. Berdasarkan data historis inilah teori awal munculnya tari topeng ke Jawa Barat (Priangan) ditetapkan sebagai awal perkembangan Tari Topeng Priangan.
Bentuk pertunjukkan tari topeng dibedakan atas dua bentuk pertunjukan yaitu topeng Cirebon dan Topeng Priangan. Adapun bentuk pertunjukkan Tari Topeng Cirebon memiliki bermacam-macam bentuk yaitu :
  • Topeng Babarang / Baragan
  • Topeng Hajatan / Dinaan
  • Topeng Ngunjung
  • Topeng Kuputarung
Sedangkans topeng Priangan hanya tersaji dalam satu bentuk saja yang lebih bersifat entertaintment (hiburan)
Susunan penyajian tari topeng pun memiliki perbedaan. Tari Topeng Cirebon memiliki lima bagian penyajian yaitu :
Panji, dilakukan pada bagian pertama, karakteristiknya halus atau lungguh, memakai kedok yang berwarna putih
  • Pamindo/Samba : menggambarkan seorang raja yang menginjak dewasa yang serba ingin tahu, gerakannya enerjik, lincah dan penuh dinamika
  • Rumyang : menggambarkan seseorang yang beranjak dewasa dan serba ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya. Gerakannya lincah, lembut, tegas dan terputus-putus dengan kedok berwarna merah jambu (pink)
  • Tumenggung/Patih : karakteristik Tumenggung adalah gagah. Tarian ini dilatarbelakangi oleh kisah Tumenggung Magang Diraja yang diutus untuk menaklukkan Jinggananom. Kedok yang harus digunakan oleh tokoh Tumenggung adalah Slasi, Drodos dan Sanggan. Sementara tokoh Jinggananom memakai kedok Tatag Prekicil, Peloran dan Mimis
  • Kelana/Rowana: menggambarkan personalitas raja yang gagah dan angkara murka. Kedok yang digunakan berwarna merah tua atau kecoklatan. Dengan ciri khas berkumis dan berjambang tebal, serta memakai mahkota susun emas.
Didalam pertunjukkan topeng Cirebon yang utuh, terdapat beberapa macam kedok bodor yang juga ikut ditampilkan, antara lain kedok tembeb, pentul dan dayun.
Adapun susunan Tari Topeng Priangan mencakup tiga watak yaitu :
  • Tari Topeng Tumenggung, menggambarkan watak seorang pejabat tinggi yang karismatik, berpengaruh dan disegani masyarakat sekitarnya.
  • Tari Topeng Kencana Wungu, menggambarkan karaktek yang lincah dan dinamis, dengan kedok berwarna telor asin.
  • Tari topeng kelana : menggambarkan karakter yang enerjik dan kasar.
TARI WAYANG
Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya.
Berdasarkan segi penyajiannya tari wayang dikelompokkan menjadi 3 bagian antara lain :
  1. Tari Tunggal yaitu tarian yang dibawakan oleh satu orang penari dengan membawakan satu tokoh pewayangan. Contoh : Tari Arjuna, Gatotkaca, dll
  2. Tari berpasangan, yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih yang keduanya saling melengkapi keutuhan tariannya, contoh : Tari Sugriwa, Subali dll.
  3. Tari Massal yang berjumlah lebih dari satu penari dengan tarian atau ungkapan yang sama. Contoh : Tari Monggawa, Badaya.
Tari wayang memiliki tingkatan atau jenis karakter yang berbeda misalnya karakter tari pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi.
Sedangkan karakter tari pria terdiri dari :
  • Satria Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu.
  • Satria Ladak Lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa
  • Satria Ladak Dengah/Kasar untuk tokoh Jayanegara, Jakasono, Diputi Karna dan sebagainya
  • Monggawa Dengah/Kasar seperti Baladewa dan Bima
  • Monggawa Lungguh seperti Antareja dan Gatotkaca
  • Denawa Raja seperti Rahwana dan Nakula Niwatakawaca.
Secara garis besar, jika dilihat dari segi koreografinya tari wayang memiliki tiga gerakan utama yaitu :
Pokok ialah patokan tarian, gerak tersebut antara lain adeg-adeg, jangkung ilo, mincid, keupat, gedut, kiprahan, tindak tilu, engkek gigir, mamandapan, dan calok sembahan
Peralihan ialah gerak sebagai sisipan yang digunakan sebagai peralihan dari gerak satu ke gerak yang lainnya. Misal cindek, raras, trisi dan gedig. Khusus ialah gerak secara spesifik yang terdapat pada tari tertentu.
TARI KURSUS
Berdasarkans etimologinya, arti kata khusus berasal dari Bahasa Belanda Curcus yaitu belajar secara teratur. Tari Kursus merupakan perkembangan dari tari Tayub yang tumbuh dan berkembang pada masa keemasan kaum bangsawan tempo dulu.
Tari kursus berdiri pada 1927 yang dikenal dengan nama perkumpulan Wirahmasari pimpinan R. Sambas Wirakusumah dari Ranca Ekek Bandung. Tari Kursus merupakan salah satu tarian yang diajarkan secara sistematis dan mempunyai patokan atau aturan tertentu dalam cara membawakannya. Disamping itu tari kursus juga mempunyai nilai estetis yang cukup tinggi dan kaya akan pokabuler gerak.
Berdasarkan bentuk penyajiannya tari kursus dibagi kedalam 5 tahapan yakni :
  1. Tari Lenyepan : karakternya lembut, halus, selaras dengan Satrias Lungguh.
  2. Tari Gawil : karakternya lanyap atau ladak selaras dengan Satria Dangah
  3. Tari Kawitan : karakternya lenyep atau lanyap dan Ponggawa.
  4. Tari Gunungsari : karakternya ponggawa lungguh
  5. Tari Kastawa : karakternya agung
Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari :
  1. Gerak Pokok : rangkaian dari gerak unsur, penghubung dan peralihan
  2. Gerak Unsur : sikap-sikap yang terdiri dari kesatuan bentuk-bentuk yang terdapat pada kaki, lengan, kepala, leher, bahu, badan dan mata
  3. Gerak Penghubung : menghubungkan bentuk sikap yang satu untuk mencapai bentuk atau sikap lainnya
  4. Gerak Peralihan : menyangkut perpindahan adegan terutama pada gerak-gerak pokok yang satu kepada yang lain
  5. Gerak Pelengkap : gerak sisipan yang memperindah gerak dan sikap.
Karawitan yang digunakan dalam penyajian tari kursus adalah gamelan pelengkap dengan laras Salendro atau Pelog. Waditranya terdiri dari saron satu dan dua, seperangkat kendang, demung, kenong, rebab, gambang, bonang, rincik, penerus, peking, kecrek, selentem, kempul dan gong besar. Pada umumnya jenis lagu yang dibawakan yaitu lagu ageung, opat wilet naek lagu kering dua dan tiga dengan tempo 4 gurudugan.
»»  salajengna...

Minggu, 18 November 2012

keunikan alat musik tradisional sunda

keunikan alat musik tradisional sunda


Bandung, kota ini berada di sebuah area yang pada jaman dahulu disebut dengan Tatar Sunda, sebuah area yang memiliki harta karun terpendam bernama sejarah dan kebudayaan, dan kental sekali terlihat di beberapa daerah di Jawa Barat, tempat bermukim para suku asli Sunda, seperti Baduy, warga Kampung Naga dan warga Ciptagelar.
Salah satu dari sekian banyak jenis alat musik tradisional Jawa Barat, adalah instrumen alat musik berbahan dasar bambu. Namun sayangnya, banyak masyarakat Jabar sendiri tidak tahu potensi dari bambu. Banyak orang Sunda yang tidak mempedulikan musik daerah sendiri, padahal Jabar menyimpan banyak potensi.
Ada berbagai macam alat musik tradisoional Sunda yang terbuat dari bambu, ada pula tari-tarian dan berbagai kuliner khas Indonesia yang semuanya menggunakan bambu. Hampir seluruh daerah di Indonesia beberapa alat music tradisionalnya yang menggunakan bambu.
Begitu juga daerah Jawa Barat (Sunda)

Calung

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calungadalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.

calung rantay

Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak “dudukan” khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.

Calung Jinjing

Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.

Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar.

Angklung yang merupakan alat musik tradisional berasal dari bambu, biasa menggunakan jenis bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Alat musik ini dibentuk menjadi tabung-tabung sebagai ruas yang akan dimainkan (dengan cara digoyang), terdiri atas beragam jenis mulai yang terkecil hingga terbesar.
Angklung biasa dimainkan oleh masyarakat Jawa Barat. Konon, dulu kerap dipakai saat ritual untuk menarik perhatian Dewi Padi (Sri Pohaci) untuk turun ke Bumi agar dapat menyuburkan tanaman padi di sawah.
Asal-usul penciptaan alat musik angklung pun dipercaya tidak jauh dari ritual bertanam padi tersebut. Tradisi masyarakat Sunda yang mempunyai mata pencaharian dari bertani sangat mempercayai kehadiran Sri Pohaci sebagai pemberi kehidupan (dikenal dengan tradisi hirup hurip).
Tradisi permainan angklung merupakan pengiring untuk alunan senandung untuk ritual terhadap Dewi Padi tersebut, melahirkan musik dan lagu yang khas. Selain itu, ritual penghormatan terhadap Dewi Padi juga dimaksudkan untuk ritual penolak bala dan bencana (ritual nyinglar), sawah mereka dihindarkan dari hama dan bencana. Musik angklung mengiringi pula saat dilakukan panen padi.
Perkembangan selanjutnya, alat musik tradisional angklung meluas hingga ke seantero Jawa dan seluruh penjuru Indonesia. Bahkan, dewasa ini, angklung telah dikenal di mancanegara, seperti yang telah diklaim oleh negara tetangga kita bahwa angklung merupakan warisan budaya mereka.

Kita patut berbangga hati karena pada 18 November 2010 badan kebudayaan dunia UNESCO menetapkan angklung sebagai alat musik warisan Indonesia untuk dunia. Angklung, jelas alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia.

Angklung Hamburg – Indonesian Day – Pileuleuyan


Karinding

Akrabkah kamu dengan kata Karinding? Yaps, Karinding merupakan sebuah alat musik yang telah beredar di masyarakat Tatar Sunda sejak abad ke-15. Terbuat dari pelepah pohon Enau (kawung) atau sebilah bambu berdimensi 10 x 2 cm, Karinding mengeluarkan suara unik yang konon menyerupai bunyi nyaring serangga yang biasa hidup di air sawah.

Di suku-suku asli Sunda, biasanya Karinding ini digunakan untuk memikat hati lawan jenis, karena dibutuhkan kepekaan rasa dan dari “hati” dalam memainkan alat musik yang luar biasa ini. Dan anehnya lagi, alat musik ini dimainkan dengan cara mendekatkannya ke mulut untuk kemudian memukul salah satu ujungnya dengan jari, dan nada yang diperoleh pun berbeda-beda, tergantung dari bentuk rongga mulut seseorang. Ahay, keren banget bukan? Karinding memang nyaris terlupakan.

Kacapi

Kacapi adalah alat musik tradisional yang merupakan alat musik kelasik yang selalu mewarnai beberapa kesenian di tanah Sunda . Membuat kecapi bukanlah hal gampang. Meski sekilas tampak kecapi seperti alat musik sederhana, tetapi membuatnya tidaklah gampang. Untuk bahan bakunya saja terbuat dari kayu Kenanga yang terlebih dahulu direndam selama tiga bulan. Sedangkan senarnya, kalau ingin menghasilkan nada yang bagus, harus dari kawat suasa (logam campuran emas dan tembaga), seperti kecapi yang dibuat tempo dulu.
Berhubung suasa saat ini harganya mahal, senar Kecapi sekarang lebih menggunakan kawat baja.
Nada dalam kecapi sunda memiliki 5 ( pentatonis ) tangga nada yaitu Da, Mi, Na, Ti, La, .
Pasangan alat musik kecapi sunda ini biasanya adalah suling sunda yang terbuat dari bambu. Alunan musik yang mengalir akan terasa mempesona pada telinga kita jika di mainkan keduanya. Kalau saya sendiri suka rindu akan kampung halaman.
Kacapi Parahu
adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.
Kacapi siter
merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium.
Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro
Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sis enam bidang kayu.
Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dimainkan sebagai:1. Kacapi Indung (=kacapi induk); dan
2. Kacapi Anak atau Kacapi RincikKacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai.
[sunting] Kacapi rincikKacapi rincik memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
[sunting] Penalaan dan NotasiKacapi menggunakan notasi degung. Notasi ini merupakan bagian dari sistem heptachordal pelog. Lihat tabel berikut:Pelog degung Sunda Pelog Jawa
1 (da) 6
2 (mi) 5
3 (na) 3
4 (ti) 2
5 (la) 1banyak orang (terutama yg berasalah dr tanah Parahyangan) mengatakan, jika kecapi suling sunda dimainkan maka imajinasi kita adalah suatu perkampungan yang masih terhampar luas sawah-sawah, aktifitas para petani, gunung yang hijau dan pepohonan di tengan sawah. Bagaimana dengan anda ?

Suling  Bambu / Suling Sunda

Hampir seluruh wilayah Indonesia ada alat Musik Suling dari Bambu,  umumnaya yang paling dikenal  adalah alat musik Suling Sunda.
Alat musik ini adalah alat musik tiup terbuat dari bambu Tamiang, salah satu jenis bambu yang tipis dan diameter kecil sehingga cocok untuk dibuat seruling, suling Sunda disebut ‘suling’ yang biasa menemani Kacapi, gamelan dan gamelan Tembang Sunda, suara yang dihasilkan sangat unik dan membangkitkan jiwa pendengar, itu karena skala nada seruling dan jiwa pemain suling.
Oleh karena itu mari alat musik tradisional Suling Bambu  dari Sunda ini harus kita lestarikan agar tidak diklaim oleh bangsa lain

Gamelan Degung

Ada beberapa gamelan yang pernah ada dan terus berkembang di Jawa Barat, antara lain Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang dimiliki oleh grup-grup kesenian di masyarakat. Hal ini menandakan cukup terwakilinya seperangkat gamelan dengan keberadaan gamelan salendro, sementara gamelan degung dirasakan cukup mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat. Gamelan lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang masih terdapat di kabupaten Bogor, dan gamelan Renteng yang ada di beberapa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabupaten Bandung. Melihat bentuk dan interval gamelan renteng, ada pendapat bahwa kemungkinan besar gamelan degung yang sekarang berkembang, berorientasi pada gamelan Renteng.
Bonang
Satu set sepuluh sampai empat-belas gong- gong kecil berposisi horisontal yang disusun dalam dua deretan, diletakkan di atas tali yang direntangkan pada bingkai kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada sisi deretan gong beroktaf rendah, memegang tabuh berbentuk bulat panjang di setiap tangan.
Ada tiga macam bonang, dibeda-bedakan menurut ukuran, wilayah oktaf, dan fungsinya dalam ansambel.
 
Bonang Barung :
Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel.
Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya.
Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.Bonang Panerus
Bonang yang paling kecil, beroktaf tinggi.
Pada teknik tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada bonang barung.
Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
Ikat Kepala Hip Sunda
Bila kamu memperhatikan para seniman atau musisi yang sangat memegang peranan di kota Bandung ini, kamu wajib juga melirik ke arah penutup kepala yang mereka kenakan. Banyak di antara mereka yang menggunakan selembar kain dengan warna hitam sebagai dasarnya dan berwarna biru pada motif batiknya, kawan! Ternyata oh ternyata, ikat kepala hip tersebut berasal dari kostum sehari-hari yang dikenakan oleh para warga suku Baduy luar, pembaca! Biasanya, para warga Baduy Luar ini mengenakan baju Kampret yang mereka tenun sendiri, ditemani dengan sang ikat kepala yang sangat menjamur di kalangan anak muda Bandung. Salah satu bukti otentik atas penyebaran tren tradisional dan isu budaya yang menjamur dari mulut ke mulut. Ciamik!
»»  salajengna...

Kesenian & Tari Tarian Tradisional Jawa Barat

     Kesenian daerah Jawa Barat beraneka ragam. Seni pertunjukannya pun meliputi seni karawitan, seni tari, atau teater tradisional. Selain itu juga terdapat banyak seni ukir seperti, wayang golek dan topeng. Seni kerajinan tangan pun tak kalah menariknya, misalnya batik, anyaman, payung, dan tenun.


Wayang golek adalah seni pertunjukan yang mempergunakan golek atau sejenis boneka dengan menampilkan cerita Ramayana dan Mahabarata yang dilakukan seorang dalang.

Degung adalah seni karawitan atau gamelan Sunda klasik dengan instrumen sederhana serta iringan lagu yang halus. Instrumennya terdiri dari bonang sebagai melodi, suling atau rincik, kendang, jeglong, dan lain-lain.

Tarian tradisional yang terdapat di Jawa Barat pun bermacam-macam. Ada Tari Jaipong. Ada Tari Bajidor Kahot. Ada pula Tari Topeng. Tari Topeng berasal dari Cirebon. Pada saat menari, penarinya menggunakan topeng. Terkadang, Tari Topeng dimainkan oleh seorang penari, atau bisa juga beberapa orang. Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik kendang dan rebab merupakan ciri khas dari Tari Topeng. Tari Topeng adalah tarian yang mengisahkan seorang raja yang cintanya tidak mendapat sambutan.

Tari Merak adalah tarian yang menggambarkan kehidupan buruk merak yang suka memamerkan keindahan bulunya. Sementara Tari Jaipong adalah tari kreasi baru yang merupakan perpaduan beberapa kesenian di Jawa Barat, seperti ketuk tilu, banjet, longser, bajidor, dan pencak silat. Selain itu, ada pula Sisingaan, yaitu tarian arakan gotong singa yang sangat populer di daerah Kuningan.
          Tarian daerah jawa barat. Tarian tradisional jawa barat. Tarian jawa barat. Macam macam kesenian jawa barat. Tari daerah jawa barat. Tarian adat jawa barat. Kesenian daerah jawa barat.
Macam macam tarian jawa barat. Tari jawa barat. Kesenian jawa barat. Seni tari jawa barat. Tari tarian daerah jawa barat. Lagu khas jawa barat. Tari tradisional jawa barat.
Kesenian tradisional jawa barat. Tarian khas jawa barat. Macam macam kesenian tradisional jawa barat. Tarian dari jawa barat. Makalah kesenian. Makalah seni tari tradisional. Kliping tarian daerah.
Seni tari daerah jawa barat. Macam macam tarian tradisional jawa barat. Tari dari jawa barat. Tarian adat sunda. Macam macam tarian sunda. Seni tradisional jawa barat. Macam macam kesenian sunda.
Macam macam seni tari jawa barat. Pengertian seni tari tradisional. Kesenian tari jawa barat. Seni tradisional sunda. Seni tari tradisional jawa barat. Contoh kesenian jawa barat. Tarian daerah sunda.
Macam macam kesenian di jawa barat. Kesenian daerah jawa. Artikel kesenian jawa. Contoh makalah seni tari tradisional. Tarian jawa barat tradisional. Macam macam kesenian daerah jawa barat. Artikel kesenian jawa barat.
Contoh proposal tari. Macam macam tari sunda. Macam macam tarian khas jawa barat. Macam macam kesenian yang ada di jawa barat. Tarian tradisional sunda. Contoh artikel kesenian daerah. Pengertian seni tari jawa barat.
Tarian sunda jawa barat. Contoh kliping seni tari. Kesenian tradisional daerah jawa barat. Macam macam tari tradisional jawa barat. Proposal kesenian. Tari merak jawa barat. Jenis tarian jawa barat.
Macam tari sunda. Kesenian yang ada di jawa barat. Tarian khas sunda. Tarian tradisional daerah jawa barat. Contoh kesenian daerah. Jenis jenis tarian jawa barat. Jenis tarian tradisional jawa barat.
Kesenian khas jawa barat. Tari adat jawa barat. Proposal seni tari tradisional. Tari tarian jawa barat. Tarian khas daerah jawa barat. Macam macam kesenian tradisional sunda. Tradisi jawa barat.
Proposal tari. Tari tradisional sunda. Kliping tarian jawa barat. Makalah kesenian tradisional. Tari daerah sunda. Contoh kesenian tradisional jawa barat. Macam kesenian jawa barat.
Macam macam kesenian daerah. Tari tarian tradisional jawa barat. Contoh seni tari tradisional. Macam macam tari di jawa barat. Tarian adat daerah jawa barat. Tarian provinsi jawa barat. Tarian tarian jawa barat.
Artikel kesenian tradisional jawa barat. Tarian yang ada di jawa barat. Tarian di jawa barat. Tarian tradisional dari jawa barat. Sejarah tari jawa barat. Macam macam tarian di jawa barat. Kesenian di jawa barat.
Adat daerah jawa barat. Contoh proposal tari tradisional. Macam macam tarian tradisional sunda. Macam tarian jawa barat. Artikel tarian jawa barat. Tari tradisional daerah jawa barat. Tari tarian dari daerah jawa barat.
Macam macam kesenian dari jawa barat. Kumpulan tarian jawa barat.
»»  salajengna...

Selasa, 13 November 2012

sejarah batik

 asal muasal batik

Kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, yang merupakan penggabungan dari "amba" yang berarti "menulis", dan "titik" yang berarti "titik".

Batik di Indonesia, mulai dikenal sejak abad XVII, ditulis dan dilukis di daun lontar. Saat itu motif batik kebanyakan masih berupa binatang ataupun tumbuhan. Namun seiring berkembangnya jaman, corak lukis dari batik sudah merambah ke motif abstrak berupa awan, relief candi, wayang, dan lainnya.


Corak batik di Indonesia sangat banyak, sesuai filosofi dan budaya masing-masing daerah di Indonesia yang sangat kaya, sehingga terciptalah beragam corak dan jenis batik sesuai ciri khas masing-masing.



Perkembangan Batik
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

Awalnya batik hanya dikerjakan terbatas dalam keraton saja, dan hasilnya dikenakan untuk raja, keluarga raja, dan pengikutnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa ke luar keraton dan dikerjakan di tempat masing-masing.


Jaman pun berkembang, akhirnya kesenian batik mulai diterapkan oleh para wanita untuk mengisi waktu senggang. Dan akhirnya batik sudah menjadi pakaian yang merakyat.


Pada waktu itu, bahan pewarna yang dipakai berasal dari pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Sedangkan kain putih yang dipakau merupakan hasil tenun sendiri.
 
 
Jenis Batik
  • Batik Tulis
  • Kain dihias sesuai corak atau tekstur tertentu menggunakan tangan. Kurang lebih memakan 2-3 bulan.
  • Batik Cap
  • Jenis batik seperti ini dibuat dengan menggunakan cap yang sudah sesuai dengan coraknya.
  • Batik Lukis
  • Pembuatan batik langsung melukis pada kain putih.
»»  salajengna...